SEJARAH KELAPA SAWIT
Tanaman
kelapa sawit adalah sumber utama minyak nabati sesudah kelapa di Indonesia.
Tanaman ini dikenal di dunia barat setelah orang Portugis berlayar ke Afrika
tahun 1466. Dalam perjalanan ke Pantai Gading (Ghana), penduduk setempat
terlihat menggunakan kelapa sawit untuk memasak maupun untuk bahan kecantikan.
Pada tahun 1970 untuk yang pertama kali dikapalkan sejumlah biji kelapa sawit
ke Inggris dan memasuki daratan benua Eropa tahun 1844. Beberapa tahun kemudian
Eropa mengimport inti sawit.
Tahun 1848
tanaman kelapa sawit masuk ke Indonesia dan daerah-daerah lain di Asia sebagai
tanaman hias. Ada 4 tanaman yang ditanam
di Kebun Raya bogor (Botanical Garden) Bogor, dahulu bernama Buitenzorg, dua
berasal dari Bourbon (Mauritius) dan dua lainnya dari Hortus Botanicus,
Amsterdam (Belanda). Pada tahun 1853 keempat tanaman tersebut telah berbuah dan
bijinya disebarkan secara gratis. Pada pengamatan tahun 1858, ternyata keempat
tanaman tersebut tumbuh subur dan berbuah lebat. Walaupun berbeda waktu
penanaman (asal Bourbon lebih dulu dua bulan), tanaman tersebut berbuah dalam
waktu yang sama, mempunyai tipe yang sangat beragam, kemungkinan diperoleh dari
sumber genetik yang sama (Rutgers, 1922). Kira-kira 10 tahun kemudian, diadakan
uji coba penanaman kelapa sawit pertama di Indonesia yang dilakukan di karesidenan
Banyumas 14 acre dan di karesidenan Palembang 3 acre (Sumatera Selatan). Hasil uji coba tersebut menunjukkan bahwa
tanaman kelapa telah berbuah pada tahun keempat
setelah ditanam dengan tinggi batang 1,5 m, sedangkan di negeri asalnya baru
berbuah pada tahun keenam atau ketujuh. Selanjutnya uji coba dilakukan di Muara
Enim tahun 1869, Musi Ulu 1870 dan Biliton 1890 (Van Heurn, 1948) tetapi tidak
begitu baik pertumbuhannya. Hal ini baru disadari kemudian, bahwa iklim daerah
Palembang kurang sesuai untuk pertumbuan kelapa sawit. Kemudian dikembangkan ke
Sumatera Utara, ternyata sungguh baik. Keunggulan kelapa sawit Sumatera Utara
sudah dikenal sejak sebelum perang dunia ke II dengan varietas Dura Deli
(bahasa Inggris: Deli Dura) yakni tanaman kelapa sawit yang ditanam di Tanah
Deli (Medan dan sekitarnya).
Selama 40 –
50 tahun sesudah tanaman kelapa sawit masuk ke Indonesia hanya digunakan
sebagai tanaman hias, barulah pada tahun 1911 diperkebunkan di Sumatera Utara,
hanya 9,1% di Lampung dan 4,1 % di Aceh (Daswir dan Panjaitan, 1981). Sekarang
ini sudah tersebar luas di berbagai propinsi lain termasuk di Pulau Jawa
melalui proyek PIR atau perluasan usaha Perusahaan Perkebunan Negara (PPN)
ataupun Perseoran Terbatas Perkebunan Nusantara (PTPN) yang kebanyakan berpusat
di Sumatera Utara, dan Riau serta pembukaan lahan baru oleh perusahaan asing
maupun swasta nasional.
Pada awal
tahun 80-an, tanaman kelapa sawit digelari sebagai komoditi primdona karena
memberi keuntungan yang melimpah. Dengan adanya hal ini, perluasan areal dapat terealisasi dengan
kemajuan yang pesat. Kalau sebelum perang dunia ke II, Sumatera Utara dan Aceh
adalah penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia, tetapi setelah perang,
Malaysia adalah penghasil minyak sawit yang utama. Ini berkat kemajuan Malaysia
mengelola perkebuna sawit secara efisien dan didukung oleh penelitian dan
pengembangan
JENIS-JENIS
KELAPA SAWIT
Jenis
kelapa sawit yang di budidayakan terdiri dari dua jenis yaitu :
1)
Elaeis
Guineensis
2) Elaeis Oleifera
Kedua
jenis ini pertama kali yang terluas di budidayakan orang. Dari kedua jenis
spesies kelapa sawit ini memiliki keunggulan masing-masing
a) Elaeis Guineensis memiliki produksi yang sangat tinggi.
b) Elaeis Oleifera memiliki tingkat ketinggian batang yang rendah.
Banyak orang sedang menyilangkan kedua jenis kelapa sawit ini. Dengan tujuan
untuk mendapatkan kelapa sawit yang tinggi produksi dan mudah di panen. Elaeis
oleifera saat ini mulai di budidayakan untuk menambah keanekaragaman sumber
daya genetik.
Penangkaran
kelapa sawit sering kali dilihat berdasakan dari ketebalan cangkang yang
terdiri dari.
-Dura
-Pisifera
-Tenera
*
Dura merupakan jenis kelapa sawit yang memiliki cangkang tebal sehingga
produksi CPO-nya sangat rendah. Dan di anggap cepat merusakan mesin
pengolahanya. Jenis ini memiliki ciri yaitu tandan buahnya besar-besar dan
memiliki bobot yang sangat berat, dengan kandungan minyak pertandan berkisar
18%
*Pisifera merupakan jenis kelapa sawit yang tidak memiliki cangkang. Sehingga
tidak memiliki inti(karnel) tetapi menghasilkan minyak sangat ekonomis. Pada
bunga betinanya steril sehingga sangat jarang menghasilkan buah.
* Tenera adalah hasil persilangan induk dura dan jantan fisifera. Jenis tenera
di anggap bibit unggul karena melengkapi masing-masing induk. Dengan sifat
cangkang buah tipis namun bunga betinanya tetap fertil. Beberapa jenis tenera
unggul memiliki persentase daging setiap butir buah mencapai 90%. Dan kandungan
minyak pertandannya mencapai 28%. Untuk pembibitan massal digunakan tenik
kultur jaringan. Hasil olahan produksi
minyak kelapa sawit digunakan sebagai bahan baku minyak makan, margarin, sabun,
kosmetik,industri baja kawat, radio, kulit dan industri farmasi. Minyak kelapa
sawit sangat beragam kegunaanya. Karena keunggulan sifat yang dimiliki adalah tahan oksidasi dengan tekanan tinggi. Mampu
melarutkan bahan kimia, yang tidak larut oleh bahan pelarut lainya. Mempunyai
daya melapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi pada tubuh untuk
kosmetik.
ASAL USUL KELAPA SAWIT
Tanaman penghasil minyak nabati terdapat 3 jenis, yaitu Elaeis guinensis
jacq, Elaeis oleifera atau Elaeis melanocca dan Elaeis odora atau Barcella
odora (Corley, 1976). Kelapa sawit yang banyak ditanam di Indonesia adalah
berasal dari Afrika.
Beberapa varietas kelapa sawit adalah: Dura, Pisifera, Tenera, Macro carya, dan
Dwikka wakka.
Penggolongan varietas berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah menurut
Hutgers dan Yampolski:
1. Varietas Macrocarya = type Congo
• tebal tempurung 4-8 mm
• daging buah 30-50 %
• tempurung/buah 20-40 %
• inti 10 %
2. Varietas Dura = type Deli
• tebal tempurung 2-5 mm
• daging buah 50-70 %
• tempurung/buah 20-40 %
• inti 10 %
3. Varietas Tenera = type Lesobe
• tebal tempurung 0,5-2,5 mm
• daging buah 70-85 %
• tempurung/buah 5-20 %
• inti 8-10 %
4. Varietas Pisifera
• tebal tempurung +- 0 mm
• daging buah 85-100 %
• tempurung/buah +- 0 %
• inti 0-5 %
Penggolongan kelapa sawit berdasakan warna buah menurut Vanderwejn:
1. Nigrescens
Buahnya berwana hitam pada saat masih muda dan berubah menjadi orange
kehitam-hitaman pada saat buah matang.
2. Virescens
Buahnya berwana hijau pada saat masih muda dan berubah menjadi orange pada saat
buah matang.
3. Albescens
Buahnya berwana keputih-putihan pada saat masih muda dan berubah menjadi
kekuning-kuningan pada saat buah matang.
EKOLOGI KELAPA SAWIT
Tanaman kelapa sawit dapat hidup dengan baik pada daerah
15"LU-15"LS, yaitu dekat daerah edar garis khatulistiwa. Ketinggian
lahan yang ideal adalah pada ketinggian 0-500 m dpl. Curah hujan yang sesuai
adalah 2.000-2.500 mm/tahun. Suhu optimum adalah 29-30"C. Intensitas
penyinaran adalah 5-7 jam/hari. Kelembaban yang ideal adalah 80-90%. Kelapa
sawit dapat tumbuh dengan baik pada jenis tanah Podsolik, Latosil, Hidromorfik
kelabu, Alluvial atau Regosol. Nilai pH optimum adalah 5-5,5. Perkebunan kelapa
sawit baik dibangun pada tanah yang gembur, subur, datar (tidak lebih dari
15", berdrainase yang baik, dengan lapisan solum yang dalam.
BUDIDAYA SAWIT
Pembibitan
Untuk
memperoleh tanaman kelapa sawit yang berkualitas, salah satunya adalah dengan
melaukan pembibitan yang benar. Karena proses pembibitan ini aka sangat
berpengaruh terhadap kualitas dan rpoduksi dari tanaman kelapa sawit dikemudian
harinya. Oleh karena itu berikut adalah cara pembibitan kelapa sawit yang baik.
I. Persyaratan Benih
Benih yang baik untuk bibit kelapa
sawit harus berasal dari indukan yang jelas dan berkualitas baik. Saat ini di
Indonesia terdapat 6 (enam) produsen benih resmi dalam negeri yang menyediakan
benih untuk bibit kelapa sawit yaitu Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS)
Medan, PT London Sumatera (Lonsum), PT Socfin, PT Tunggal Yunus Estate, PT Dami
Mas Sejahtera dan PT Bina Sawit Makmur.
Benih-benih yang dihasilkan oleh
produsen resmi ini telah mengalami proses introduksi yang sedemikian rupa dan
berulang-ulang sehingga menghasilkan kualitas sangat baik, berasal dari indukan
yang jelas asal usulnya seperti Delidura dan bapak Pisifera.
II. Pengecambahan Benih
1. Cara yang
biasa dilakukan oleh PPKS Medan
a. Melepaskan tangkai buah dari spikeletnya.
b. Waktu pemeraman tandan buah dilakukan selama tiga
hari dan sekali-sekali disiram air. Kemudian pisahkan buah dari tandannya dan
diperam lagi selama tiga hari.
c. Proses yang dilakukan untuk memisahkan daging buah
dari bijinya, buah dimasukkan kedalam mesin pengaduk. Kemudian cuci biji yang
dihasilkan dengan menggunakan air, setelah itu masukkan kedalam larutan Dithane
M-45 0,2% selama kira-kira tiga menit. Keringkan dan seleksi untuk memperoleh
biji yang berukuran seragam.
d. Proses selanjutnya semua benih yang telah
ditreatment disimpan di dalam suatu ruangan tertentu yang telah diatur bersuhu
berkisar 27ºC dan kelembaban berkisar 60-70% sebelum dikecambahkan.
2. Cara lainnya
a. Melakukan perendaman biji dalam air selama 6 – 7
hari, penggantian air dilakukan secara rutin setiap hari, lalu rendam dalam
larutanDithane M - 45 0,2% selama lebih kurang dua menit, selanjutnya biji
dikeringanginkan.
b. Biji yang telah selesai ditreatment dimasukkan
kedalam kaleng pengecambahan dan
ditempatkan dalam ruangan dengan temperatur berkisar
39ºC dan kelembaban berkisar 60 – 70% selama enampuluh hari. Selanjutnta setiap
tujuh hari benih dikeringanginkan selama tiga menit.
c. Setelah enampuluh hari rendam benih dalam air
sampai kadar air 20 – 30% dan dikeringanginkan lagi. Masukkan biji ke dalam
larutanDithane M – 45 0,2% selama lebih kurang dua menit.
d. Selanjutnya benih disimpan diruangan dengan suhu
yang sudah diatur berkisar 27ºC. Setelah sepuluh hari benih berkecambah, pada
hari ke 30 tidak digunakan lagi.
III. Teknik Pembibitan Benih
Berkecambah
Secara umum terdapat dua teknik
pembibitan yaitu cara dua tahap melalui dederan (prenursery) dan cara langsung
tanpa dederan. Lahan pembibitan dibersihkan, diatur perataannya dan dilengkapi
dengan instalasi penyiraman. Ada beberapa model jarak tanam biji dipembibitan
yaitu 50 x 50 cm, 60 x 60 cm, 65 x 65 cm, 70 x 70 cm, 80 x 80 cm, 85 x 85 cm,
90 x 90 cm atau 100 x 100 cm dalam bentuk segitiga sama sisi. Kebutuhan bibit
per hektar dapat diketahui berkisar antara 12.500 sampai 25.000 butir
tergantung jarak tanam yang akan digunakan. Sebelumnya agar disiapkan dan
disesuaikan segala persyaratan yang diperlukan seperti yang sudah disampaikan
dalam gambaran umumpersyaratan tumbuh dalam tulisan sebelumnya.
1. Cara tak
langsung
a. Dederan
Kecambah dimasukkan ke dalampolybag 12 x 23 cm atau 15
x 23 cm berisi 1,5 – 2,0 kg tanah lapisan atas yang telah diayak. Kecambah di
tanam dan dibenamkan sedalam dua cm. Tanah di polybag harus selalu terjaga
kelembabannya. Simpanpolybag dibedengan dengan diameter berkisar 120 cm.
Setelah berumur 3 – 4 bulan dan berdaun emapat sampai lima helai bibit
dipindahkan kemudian ditanam ke pembibitan.
b.
Pembibitan
Bibit dari dederan dipindahkan ke dalam polybag 40 x
50 cm atau 45 x 60 cm setebal 0,1 mm yang berisi 15 – 30 kg tanah lapisan atas
yang diayak. Sebelum bibit ditanam, siram tanah di dalam polybag sampai lembab.
Polybag disusun diatas lahan yang telah diratakan dan diatur dalam posisi
segitiga sama sisi dengan jarak seperti disebutkan diatas.
2. Cara
langsung
Cara ini pada prinsipnya untuk melakukan penghematan
terutama dalam hal penggunaan tenaga dan biaya. Kkecambah langsung ditanam di
dalam polybag ukuran besar seperti pada cara pembibitan.
IV. Pemeliharaan pembibitan
1. Tindakan pemeliharaan dilakukan pada bibit di
dederan dan di pembibitan.
a. Penyiraman dilakukan dua kali sehari kecuali jika
ada hujan lebih dari 7 – 8 mm. Kebutuhan air sekitar 2 liter untuk
setiappolybag.
b. Gulma yang tumbuh dicabut atau disemprot dengan
herbisida setiap tiga bulan. Penyiangan dilakukan 2 – 3 kali dalam sebulan atau
disesuaikan dengan pertumbuhan gulma. Pemulsaan adalah cara lain untuk mencegah
gulma dengan cara menaburkan serasah di polybagsekaligus upaya mempertahankan
kelembaban.
c. Proses penyeleksian bibit yang tumbuh abnormal,
berpenyakit dan mempunyai kelainan genetis harus dibuang. Proses seleksi
dilakukan pada saat berumur 4 dan 9 bulan.
d. Pemupukan dilakukan berapa kali selama masa
pembibitan, diberikan urea atau pupuk majemuk.
2. Pemberian pupuk di pembibitan
a. Umur bibit 4 – 5 minggu larutan urea 0,2%, 3 – 4
liter larutan/100 bibit dalam satu minggu rotasi.
b. Umur bibit 6 – 7 larutan urea 0,2%, dosis 4 – 5
liter larutan/100 bibit dalam satu minggu rotasi.
c. Umur bibit 8 – 16 minggu ;rustica 15.15.6.4 dosis 1
gram/bibit dalam 2 minggu rotasi.
d. Umur bibit 17 – 20 minggu,rustica 12.12.17.2 dosis
5 gram/bibit dalam 2 minggu rotasi.
e. Umur bibit 21 – 28 minggu,rustica 12.12.17.2 dosis
8 gram/bibit dalam 2 minggu rotasi.
f. Umur bibit 29 – 40 minggu,rustica 12.12.17.2 dosis
15 gram/bibit dalam 2 minggu rotasi.
g. Umur bibit 41 – 48 minggu,rustica 12.12.17.2 dosis
17 gram/bibit dalam 2 minggu rotasi.
V. Pembiakan dengan Kultur Jaringan
Bahan pembiakan berupa sel akar
biasa disebut sebagai metode Inggris dan sel daun biasa disebut sebagai metode
Perancis. Metode ini mampu memperbanyak bibit tanaman dengan tingkat produksi
tinggi dengan skala yang besar dan pertumbuhan tanaman seragam.
VI. Seleksi Bibit
Proses penyeleksian bibit dilakukan
sebanyak dua kali yaitu penyeleksian di pembibitan pendahuluan/dederan dan
pembibitan utama. Tanaman-tanaman yang tidak memenuhi standar kebutuhan seperti
bentuknya yang abnormal dibuang, ciri-ciri :
a. Postur bibit terkulai
b. Postur bibit kerdil, tidak tumbuh sempurna
c. Postur bibit meninggi dan kaku
d. Terkena serangan penyakit
e. Bentuk anak daun tidak tumbuh sempurna
f. Anak daun tidak membelah dengan sempurna
Penyemaian
Agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan penanaman maka perlu diketahui mana
bagian daun dan mana bagian akar dari bibit/ kecambah kelapa sawit. Plumula
atau calon daun biasanya berwarna kehijauan, sedangkan radikula atau calon akar
umumnya berwarna lebih kekuningan dan berbulu.
Sebelum kecambah ditanam di polibeg
yang telah diisi tanah, terlebih dahulu dibuat lubang di dalam polibeg sedalam +
3 cm ( umumnya dengan cara menekan tanah pada polibeg dengan ibu jari).
Kemudian kecambah dimasukkan ke dalam polibeg dengan radikula di bagian bawah,
setelah itu kecambah ditutup dengan tanah (plumula harus tertutup tanah).
Kecambah harus disiram segera setelah penanaman selesai.
Tahapan pekerjaan dalam penyemaian benih meliputi:
1. Benih yang sudah berkecambah disemai dalam polybag kecil, kemudian diletakkan
pada bedengan-bedengan yang lebarnya 120 cm dan panjang bedengan secukupnya.
2. Ukuran polybag yang digunakan adalah 12 cm x 23 cm atau 15 cm x 23 cm (lay
flat).
3. Polybag diisi dengan 1,5-2,0 kg tanah atas yang telah diayak. Tiap polybag
diberi lubang untuk drainase.
4. Kecambah ditanam sedalam ± 2 cm dari permukaan tanah dan berjarak 2 cm.
5. Setelah bibit dederan yang berada di prenursery telah berumur 3-4 bulan dan
berdaun 4-5 helai, bibit dederan sudah dapat dipindahkan ke pesemaian bibit
(nursery).
6. Keadaan tanah di polybag harus selalu dijaga agar tetap lembab tapi tidak becek.
Pemberian air pada lapisan atas tanah polybag dapat menjaga kelembaban yang dibutuhkan
oleh bibit.
7. Penyiraman dengan sistem springkel irrigation sangat membantu dalam usaha
menghasilkan kelembaban yang diinginkan dan dapat melindungi bibit terhadap
kerusakan
karena siraman.
8. Untuk penanaman bibit pindahan dari dederan dibutuhkan polybag yang lebih
besar, berukuran 40 cm x 50 cm atau 45 cm x 60 cm (lay flat), tebal 0,11 mm dan
diberi lubang pada bagian bawahnya untuk drainase.
9. Polybag diisi dengan tanah atas yang telah diayak sebanyak 15-30 kg/polybag,
disesuaikan dengan lamanya bibit yang akan dipelihara (sebelum dipindahkan) di pesemaian
bibit.
10. Bibit dederan ditanam sedemikian rupa sehingga leherakar berada pada permukaan
tanah polybag besar dan tanah sekitar bibit dipadatkan agar bibit berdiri
tegak. Bibit
pada polybag besar kemudian disusun di atas lahan yang telah diratakan, dibersihkan
dan diatur dengan hubungan sistem segitiga sama sisi dengan jarak misalnya 100
cm x
100 cm x100 cm
Persiapan Lahan
Biasanya kelapa sawit sering ditanam pada lahan bekas
hutan yang baru akan dibuka untuk pertanian, ada juga lahan bekas perkebunan
karet atau lainnya, ataupun bekas tanaman kelapa sawit yang sudah tua dan akan
dilakukan peremajaan kembali. Sekarang kenali dulu calon lahan yang akan anda
tanami..
Untuk persiapan lahan perlu
dilaksanakan proses pembukaan lahan yang secara mekanis, pada bekas hutan atau
bekas tanaman lain seperti karet dan sebagainya terdiri dari beberapa
pekerjaan, yakni
a) menumbang, yaitu memotong pohon besar dan
kecil dengan mengusahakan agar tanahnya terlepas dari tanah.
b) merumpuk,
yaitu mengumpulkan dan menumpuk hasil tebangan untuk memudahkan pembakaran.
c) merencek
dan membakar, yaitu memotong dahan dan ranting kayu yang telah ditumpuk agar
dapat disusun sepadat mungkin, setelah kering lalu dibakar.
d)
pengolahan tanah secara mekanis.
Sedangkan pada pada tanah bukaan ulangan terdiri dari
pekerjaan, yakni:
a)
pengolahan tanah secara mekanis dengan menggunakan traktor.
b) meracun
batang pokok kelapa sawit dengan cara membuat lubang sedalam 20 cm pada
ketinggian 1 meter pada pokok tua. Lubang diisi dengan Natrium arsenit 20 cc
per pokok, kemudian ditutup dengan bekas potongan lubang.
c)
membongkar, memotong dan membakar. Dua minggu setelah peracunan, batang pokok
kelapa sawit dibongkar sampai akarnya dan telah kering lalu dibakar.
d) pada
bukaan ulangan pembersihan bekas-bekas batang harus diperhatikan dengan serius
karena sisa batang, akar dan pelepah daun dapat menjadi tempat berkembangnya
hama (misalnya kumbang Oryctes) atau penyakit ( misalnya cendawan Ganoderma).
Kedua, Pemancangan
Maksud pemancangan adalah untuk menentukan tempat yang
akan ditanami kelapa sawit sesuai dengan jarak tanam yang dipakai. Ajir harus tepat
letaknya, sehingga lurus bila dilihat dari segala arah, kecuali di daerah teras
dan kontur. System jarak yang digunakan adalah segitiga sama sisi, dengan jarak
9 m x 9 m x 9 m yang nantinya populasi tanaman sekitar 122 pohon. Ada juga
petani yang menggunakan teknik mata lima atau anda langsung mengukur jarak
tanam 8m x 9m atau bahkan 8m x 8m. Berapanpun ukuran jarak yang akan akan
jadikan patokan dalam penanam seharusnya tidak terlalu rapat karena akan
mempengaruhi produksifitas pohon tersebut. Jadi jangan memaksakan untuk menanam
populasi pohon sawit terlalu banyak dengan mempersempit jarak tanam, hal ini
yang akan berakibat fatal.
Ketiga, Pembuatan
lubang tanaman
Lubang tanaman
dibuat beberapa hari sebelum menanam. Ukuran lubang, panjang x lebar x dalam
adalah 50 cm x 40 cm x 40 cm. Pada waktu menggali lubang, tanah atas dan bawah
dipisahkan, masing-masing di sebelah Utara dan Selatan lubang.
Keempat, Menanam
Cara menanam bibit yang ada pada polybag, yaitu:
- Siapkan bibit yang siap tanam pada masing-masing lubang tanam yang sudah
dibuat.
- Siramlah bibit yang ada pada polybag sehari sebelum ditanam agar kelembaban
tanah dan persediaan air cukup untuk bibit.
- Sebelum penanaman dilakukan pupuklah dasar lubang dengan menaburkan secara
merata pupuk fosfat seperti Agrophos dan Rock Phosphate sebanyak 250 gram per
lubang.
- Buatlah keratin vertical pada sisi polybag dan lepaskan polybag dari bibit
dengan hati-hati, kemudian masukkan ke dalam lubang.
- Timbunlah bibit dengan tanah galian bagian atas (top soil) dengan memasukkan
tanah ke sekeliling bibit secara berangsur-angsur dan padatkan dengan tangan
agar bibit dapat berdiri tegak.
- Penanaman bibit harus diatur sedemikian rupa sehingga permukaan tanah polybag
sama ratanya dengan permukaan lubang yang selesai ditimbun, dengan demikian
bila hujan, lubang tidak akan tergenang air.
- Pemberian mulsa sekitar tempat tanam bibit sangat dianjurkan.
- Saat menanam yang tepat adalah pada awal musim hujan.
Penanaman
Cara menanam kelapa sawit yang benar
Berikut saya berikan beberapa tips dan cara dalam
menanam kelapa sawit. Tips ini dirangkum dari pengalaman saya selama
belajar, membuat bibit dan bertanam kelapa sawit yang
benar.
1. Pada lahan daerah kering, menanam sawit sebaiknya dengan
sistem lembah tangkapan air. Maksudnya tanah digali dahulu berbentuk bulat
berdiameter 150cm sedalam 30cm,baru ditengahnya digali lagi lubang petak ukuran
50×50x50cm untuk lubang penanaman bibit.
Ini akan sangat membantu asupan air, karena sawit adalah tanaman yang sangat banyak
membutuhkan air. Selain itu akan membantu efisiensi pemupukan, karena akan
menghidari hanyutnya pupuk dibawa air hujan. Akan tetapi tentu biayanya cukup
besar. Namun dalam jangka panjang, perlakuan ini akan jauh lebih menguntungkan.
2. Pada lahan yang ada serangan hama tikusnya, balutlah pangkal pohon sawit yang
baru ditanam dengan kawat ram atau kawat kandang ayam setinggi 50 cm. Bagian
bawah kawat harus kandas ke tanah. Bisa juga memakai jala bekas. Pembalutan
dilakukan dengan tidak terlalu ketat, agar pertumbuhan batang sawit tidak
terganggu.
3. Bila ada pohon sawit yang berbuah jarum, atau durinya saja yang banyak namun
buahnya kecil, jangan ditebang atau diganti. Kumpulkan sampah daunan kering
disekitar pangkal batangnya lalu bakar sampai daun pada pelepah terbawah pohon
sedikit layu. Lakukan setiap 20 hari sekali atau setiap pemanenan sawit
sekitarnya. Selain itu, buah jarumnya harus tetap dipanen, dibuang. Pelepahnya
juga dibersihkan sesuai rotasi pembersihan pelepah sawit lainnya. Secara
perlahan pohon sawit ini akan berubah buahnya menjadi bagus layaknya sawit yang
normal.
4.Lahan yang terlalu tinggi kandungan asam dan/atau
aluminiumnya (AL), maka
dapat dinetralkan dengan menaburkan pupuk abu, atau pupuk Dotani, atau tanah
kapur sebanyak 30 kg perpohon. Perlakuan ini juga dapat diterapkan untuk lahan
gambut dalam.
5. Ciri sawit jenis dura : sabut buahnya tipis, kernel
( tempurung bijinya ) besar dan tebal. Biji ( intinya ) juga besar atau berjumlah sampai
tiga biji dalam satu tempurung atau cangkang. Jenis ini banyak ditanam petani
rakyat, karena bobot TBS-nya yang lebih berat. Sebaliknya sawit jenis tenera,
sabut kelapanya tebal, kernelnya kecil dan kulit kernelnya tipis. Bobot tbsnya
lebih ringan dibanding sawit jenis dura Jenis tenera ini banyak ditanam
perkebunan besar karena rendemen atau pesentase CPO nya yang tinggi. Juga kulit
bijinya yang tipis dan lunak akan sangat menghemat usia peralatan pabrik kelapa
sawit.
6. Jarak tanam pohon sawit sebaiknya
tak kurang dari 9×8 meter. Kecuali anda menggunakan bibit sawit unggul pelepah pendek. Sawit unggul
pelepah pendek ini memang dapat ditanam lebih rapat dari pada sawit lokal. Dan
lebih menguntungkan dalam jangka pendek dan menengah. Tetapi dalam jangka
panjang, maka hasilnya akan kalah sedikit dibanding sawit lokal, karena usia
sawit lokal yang lebih panjang 3-4 tahun. Selain itu, sawit unggul tandan
buahnya akan sedikit mengecil bila sudah berusia di atas 18 tahun dibanding
sawit lokal. Dan batang pohon sawit unggul tidaklah sekokoh sawit lokal,
sehingga sering patah atau tumbang jika ada angin besar.
Ini yang membuat banyak perkebunan besar pohon
sawitnya tinggal 60-75 persen saja saat akan peremajaan. Bandingkan dengan
sawit lokal yang biasanya bertahan pada kisaran 90 persen pohon masih berdiri.
Selain faktor bibit, faktor pemupukan juga ikut menentukan kekokohan pohon.
Pupuk yang banyak akan membuat batang dan akar pohon sawit menjadi rapuh. Ciri
pohon sawit yang kebanyakan pupuk adalah batangnya gundul, sedikit sekali sisa
pangkal pelepah yang masih menempel.
7. Saat ini beberapa perkebunan
melakukan planting inter planting saat peremajaan tanaman sawit. Maksudnya, tiga tahun sebelum
sawit tua diafkir atau ditumbang, bibit sawit baru berumur dua tahun telah
ditanam tepat diantara jarak tanak lama. Setelah tanaman baru berumur tiga
tahun, baru sawit lama ditumbang dengan buldozer. Ada juga yang membunuh pohon
tua itu dengan racun. Caranya adalah batang pohon sawit tua dibor dengan bor
listrik mata panjang sampai pertengahan batangnya, lalu disuntikkan racun ke
dalam lubang hasil bor tadi. kemudian lubang ditutup dengan tanah liat. Posisi
lubang adalah mengarah ke bawah, sehingga racun tidak tumpah. Jumlah racun
berkisar 150 cc.
8. Bibit sawit yang umur dua tahun, sebelum dibawa ke lapangan, dipotong
dulu semua pelepahnya setengah, kecuali bagian pucuk. Ini untuk mencegah stress
akibat penguapan air pohon yang berlebihan. Ingat, jangan membuang tanah yang
ada dalam polibag. Dan polibag harus dibuka sebelum bibit ditanamkan. Hentikan
penyiraman bibit dua hari sebelum dipindahkan ke lapangan, guna mencegah
pecahnya tanah saat
diangkut.
9. Waktu membongkar bibit besar dari tempat tanam
pembibitannya, miringkanlah
bibit lalu potonglah akarnya yang menembus polibag dengan arit/sabit. Jangan
pernah menariknya dengan paksa. Demikian sedikit tips tentang cara bertanam
sawit.
Pemupukan
Dosis
dan Cara Pemupukan Kelapa Sawit :
Jenis
pupuk yang diberikan adalah pupuk N, P, K, Mg dan B (Urea, TSP, KCl, Kiserit
dan Borax). Pemupukan tambahan dengan pupuk Borax pada tanaman muda sangat
penting, karena kekurangan Borax (Boron deficiency) yang berat dapat mematikan
tanaman kelapa sawit. Dosis pupuk yang digunakan disesuaikan dengan umur
tanaman atau sesuai dengan anjuran Balai Penelitian Kelapa Sawit. Dosis
pemupukan pada tanaman kelapa sawit yang sudah menghasilkan :
1. Urea 2,0-2,5 diberikan 2x aplikasi
2. KCl 2,5-3,0 diberikan 2x aplikasi
3. Kiserit 1,0-1,5 diberikan 2x aplikasi
4. SP-36 0,75-1,0 diberikan 1x aplikasi
5. Borax 0,05-0,1 diberikan 2x aplikasi
Pupuk
N ditaburkan merata mulai jarak 50 cm dari pokok sampai di pinggir luar
piringan. Pupuk P, K dan Mg harus ditaburkan merata pada jarak 1-3 m dari
pokok. Pupuk B ditaburkan merata pada jarak 30-50 cm dari pokok. Waktu
pemberian pupuk sebaiknya dilaksanakan pada awal musim hujan
(September-Oktober), untuk pemupukan yang pertama dan pada akhir musim hujan
(Maret-April) untuk pemupukan yang kedua. Untuk tanaman yang belum
menghasilkan, yang berumur 0-3 tahun, dosis pemupukan per pohon per tahunnya
adalah sebagai berikut :
1. Urea 0,40-0,60 diberikan 2 x aplikasi
2. KCl 0,20-0,50 diberikan 2 x aplikasi
3. Kiserit 0,10-0,20 diberikan 2x aplikasi
4. SP-36 0,25-0,30 diberikan 1 x aplikasi
5. Borax 0,02- 0,05 diberikan 2 x
Aplikasi Pupuk N, P, K, Mg, B ditaburkan merata dalam
piringan mulai jarak 20 cm dari pokok sampai ujung tajuk daun. Waktu pemupukan
sebaiknya dilaksanakan pada awal musim hujan (September-Oktober), untuk
pemupukan yang pertama dan pada akhir musim hujan (Maret- April) untuk
pemupukan yang kedua. Demikian dulu informasi tentang dosis dan cara pemupukan
kelapa sawit.
Pemeliharaan
a. Cara perawatan
Pada daerah tertentu harus dilakukan
perawatan yang berbeda seperti di daerah gambut dibutuhkan unsur hara mikro
seperti cu dan fe dan juga harus dibuat drainase yang baik sedangkan di daerah
mineral dan rata hal ini mungkin tidak di perlukan.
b. Adopsi teknologi
Peralatan pertanian selalau mengalami
kemajuan dari manual ke mekanis dan biasanya mekanis akan meningkatkan
produktifitas sehingga biaya akan lebih murah. Jadi selalu harus di cari jenis
tehnologi terbaru yang sesuai karena beberapa tehnologi pertanian yang terbaru
tidak cocok di pakai dalam perkebunan kelapa sawit.
Adapun kegiatan pemeliharaan atau perawatan
tanaman kelapa sawit adalah :
1. Pengendalian gulma
Gulma yang harus di kendalikan dalam
perkebunan kelapa sawit adalah gulma kelas A seperti lalang, bambu, pisang,
anak kayu, senduduk dan lain – lain.
2. Pemupukan
Pupuk yang dibuthkan kelapa sawit adalah
Urea/ZA, MOP/KCl, Dolomit/Kieserite, RP/TSP/SP-36 dan Borate serta Cuprum dan
Ferrit.
3. Tunas
Dalam penunasan hal yang harus di perhatikan adalah
jumlah pelepah.
a. Tanaman kelapa sawit berumur < 9 tahun
tunasan harus songgo 3
b. Tanaman kelapa sawit berumur 9 - 15
tahun tunasan songgo 2
c. Tanaman kelapa sawit berumur > 15
tahun tunasan songgo 1
4. Hama dan Penyakit
Ada banyak hama dan pekait kelapa sawit
terutama adalah hama pemakan daun yang sangat memerlukan perhatian yang serius
5. Cara Panen
Panen yang salah menyebabkan tanaman menjadi
stress sehingga kegiatan panen saya masukkan kedalam perawatan kelapa sawit.
NAMA-NAMA
PERUSAHAAN KELAPA SAWIT
DI
KABUPATEN SEKADAU
1.
PT
Kalimantan Sanggar Pusaka (KSP) di Kecamatan Nanga Belitang*
2.
PT
Kalimantan Bina Permai (KBP) di Kecamatan Belitang Hulu**
3.
PT
Multi Jaya Perkasa (MJP) di Kecamatan Sekadau Hilir dan Sekadau Hulu*
4.
PT
Surya Deli di Kecamatan Sekadau Hilir*
5.
PT
Sumatra Makmur Lestari di Kecamatan Sekadau Hulu**
6.
PT
Arvena Sepakat di Kecamatan Sekadau Hulu**
7.
PT
Agrindo Prima Niaga di Kecamatan Sekadau Hulu
8.
PT
Multi Prima Entakai (MPE) di Kecamatan Sekadau Hilir*
9.
PT
Multi Prima Entakai 2 di Kecamatan Sekadau Hulu**
10.
PT
Multi Prima Entakai Pemubuh di Kecamatan Sekadau Hulu**
11.
PT
Agro Plankan Lestari di Kecamatan Sekadau Hilir**
12.
PT
Permata Hijau Sarana di Kecamatan Sekadau Hilir**
13.
PT
Agro Andalan di Kecamatan Sekadau Hulu***
14.
PT
Agro Anugerah Lestari di Kecamatan Sekadau Hilir**
15.
PT
Seguri Serasam Sejahtera di Kecamatan Sekadau Hulu**
16.
PT
Parna Agro Mas – LG di Kecamatan Belitang Hilir**
17.
PT
Tintin Boyok Sawit Makmur (TBSM) di Kecamatan Sekadau Hulu**
18.
PT
Grand Utama Mandiri di Kecamatan Belitang Hulu**
19.
PT
Bintang Sawit Lestari di kecamatan Sekadau Hulu**
20.
Koperasi
Perkebunan Tirta Sejahtera di kecamatan Sekadau Hilir
*PIR-Trans
(Perkebunan Inti Rakyat Transmigrasi)
**Kemitraan
Program Revitalisasi Pemerintah
***Perkebunan Besar Swasta
MULOK
Budidaya Kelapa Sawit
Nama : Antia Ayudika
Kelas : XII IPA 2